“ Sejarah kehidupan akan menuntun kita pada kehidupan
yang akan datang yang lebih baik, begitu pula dengan sejauh mana kita belajar
mengenai hal yang kita anggap itu adalah nilai – nilai pelajaran untuk masa
depan, salah satunya belajar berkomitmen (saya tidak menyebutnya
pacaran)....karena menurutku itu lebih dari sekedar pacaran sebagaimana orang –
orang menyebutnya” (Indra Kurniawan#1)
Tersenyum, inilah yang saat ini dan mungkin seterusnya untuk aku
rasakan apa nilai tersenyum itu,, karena itulah sikap yang sepantasnya aku
tujukan kepada orang – orang yang baik terhadapku,, bakhan orang – orang yang
membenciku pun akan aku balas dengan senyum., ini akan berkesesuaian dengan apa
yang akan aku tulis saat ini, mengenai Romantika yang pernah aku alami saat
ini, skaligus untuk menjawab pertanyaan rekan – rekan ku yang begitu antusias
dengan perjalanan romantika ku.,.aku hargai itu dan aku merasa
bahagia.......dan mereka tidak sadar bahwa mereka semua telah aku beri benih – benih
romantika itu dengan rasa hormat, cinta, dan perasaan yang tulus itu.,., namun
disi aku akan lebih spesifik namun agak umum dalam kata – kata nya, menceritakan romantika ku hingga aku berumur
19 tahun ini..,okelah segera saja aku mulai.,.,
Banyak orang yang mempunyai
persepsi bahwa “pacaran pertama itu indah”, hehehe dan itupun dulu berlaku pada
diriku.,.karena sedikit banyak aku merasakan bahagia meskipun dilain sisi aku
belum mengenal lebih dalam apa makna yang sebenarnya pacaran itu>>> karena
aku dulu pertama kali menjalin hubungan yang spesial dengan salah satu kaum
hawa adalah ketika aku kelas 2 SMA.,dan waktu itu si “Eidelweis” (nama samaran
dia) kelas 2 SMP...namun waktu itu aku melihat dan menilai si dia begitu dewasa
meskipun dia masih berusia segitu, dan akupun berfikir aku harus
mengimbanginya.,.aku masih ingat betul pertama kali kita jumpa dan
berkerkenalan, saat itu aku terlibat aktif dalam majlis rutin di kampung, dan
di majlis itulah aku dipertemukan dengan si dia,.hingga akhirnya dengan gejolak
jiwa muda ku, aku mencari tau sosok dia sebenarnya secara ber continue.,.kurang
lebih begitu , hingga akhirnya akupun mengenalnya lebih akrab dan keakraban
yang sesungguhnya pun benar – benar terjadi.,.aku sangat bersyukur Tuhan
memberiku hati dan perasaan, karena dulu setelah keakraban itu terjalin hati,
perasaan di masa muda ku mulai berkembang hingga akhirnya aku mengajak dia
dalam satu wadah perasaan yang berbunga – bunga..,.,.tetapi aku belum sadar
juga apa sebenarnya “pacaran” itu.,.,tapi aku hanya sebatas menikmati tanpa
berusaha mencari tau makna sesungguhnya “pacaran” itu.,.karena masa muda yang
dulu seolah tenggelam dalam lautan kebahagiann semata.,.
Hari – hariku ketika aku
menjalin hubungan yang spesial itu serasa lebih berisi dan berarti, karena
hubungan yang begitu intens antara aku dan si dia.,.dan itu membungkus
berkembangnya perasaan kita waktu dulu.,.hingga akhirnya orang – orang
disekitar ku pun mengerti tentang jalinan hubungan ini,.,.anehhnya mereka
justru mensupport ku.,meski kebanyakan hanya sebatas petuah – petuah
kecil.,.,nah ini pula yang nantinya menjadi salah satu dasar bagaimana aku
menemukan makna “pacaran” yang sebenarnya.,.seiring berjalannya waktu dan
perasaan yang berbunga – bunga, karena saat itu sedetik pun merasa bahagia
ketika kita berinteraksi.,.dan akupun waktu itu menikmati itu semua dan
berterima kasih kepada semuanya, dan yang pasti tanpa mengurangi nilai – nilai
ketuhanan aku bersyukur kepada Tuhan telah memberiku nilai – nilai kasih sayang
dan cinta kepada setiap sesama manusia.,.. setiap bertemu dengan si dia seakan
merupakan anugerah yang sangat berharga karena kita dulu jarang bertatap muka
karena kesibukan dan kita memaklumi itu semua.,.itulah alasan kenapa setiap
kita ketemu aku merasa itu sebuah anugerah.,., JJJ dan
dengan rasa malu – malu disetiap kita bertemu merupakan kebahagian tersendiri
yang aku alami J
Dan setelah kita
bertemu aku merasa puas karena setiap kita bertemu kita selalu dalam ruang
lingkup “diusahakan”.,. J karena menurutku “ kepuasan terletak
pada usaha, bukan pada hasilnya, berusaha dengan keras atas apa yang kita
hendaki adalah kemenangan dan kepuasan yang hakiki” (Indra Kurniawan#2).,, aku merasa waktu
itu puncak dari kebahagiaan ku selain dia bisa menempatkan diri dengan aku, dia
tampak dewasa dengan mengerti dan memahami nilai – nilai percaya, mengerti, dan
memberi.,.selain itu pula waktu aku kelas 2 SMA aku mulai sering sekali
meninggalkan rumah dan orang – orang yang aku sayangi dan hormati untuk
berkelana di hutan.,. J karena keaktifan ku dalam salah satu organisasi ektrakulikuler di SMA
ku aku dituntut untuk pro aktif dalam setiap kegiatan yang kebanyakan di Hutan
yang akhirnya samapai saat ini menjadi Hobi kdi kehidupan ku.,.
Nah, seiring berjalannya waktu
kisah romantika yang terus berkembang indah di hari – hariku itupun menemui
permasalahan demi permasalahan.,.karena sedekat apapun kita, seakrab apapun
kita pasti akan muncul permasalahan., pada awalnya bisa teratasi maslah per
masalah yang muncul karena kita selalu mengedepankan rasio dan selalu saling mengingatkan
pada 3 hal nilai – nilai dasar yang aku sebutkan diatas, namun lama kelamaan
karena kita berposisi jiwa muda secara “psikologis” jadi ketika timbul
permasalahan yang ada kita mengedepankan emosi, hingga akhirnya karena
permasalahan itu semakin merincing dan komunikasi yang dulunya intens berubah
menjadi ketiadaan, maka akhirnya akupun menyimpulkan bahwa saat itu kita
dihadapkan pada “ketidaksesuaian visi”.,.,dan hubungan spesial di masa muda ku
itupun berakhir sudah dan aku & dia lost komunikasi hingga beberapa
waktu.,.,.,hari – harikupun sepi..,dan kebahagiaan di hari – hari ku k selama ±
1 tahun itupun sirna.,.tapi aku sadar karena aku selalu belajar bersikap dewasa
dan akhirnya aku selalu mengisi kekosonganQ untuk menikmati sebuah keindahan
gunung yang aku lakukan secara intens dan hanya bisa menikmati “EIDELWEIS” yang
sesungguhnya diatas gunung dan sesegera mungkin untuk ditinggalkan.,. >>>>>>>>>>>>>>>>>>>seterusssnnnyyaaaaaaaaaaaa.....
hingga akhirnya aku benar – benar lost komunikasi dengannya selama ± 10
bln..... .(diiringi lagu na Afgan –
kembali>> pas nulis dan pas bgt). Dalam nya hatiku pada saat itu tak
ada yang tahu,(karena aku berusaha mengedepankan pencitraan) bahagia ataukah
terbelenggu, tapi aku berusaha lupakan duka satu persatu, selalu percayakan
diri pada waktu, tersenyum dan sambut pagi yang cerah, serta bersyukur dan
yakin selalu pasti kan indahhh >>>>>>>seterusssnnnyyaaaaaaaaaaaa.
Selama ± 10 bulan tanpa ada
kabar sedikit pun baik aku maupun dia, hingga akhirnya tiba suatu hari dimana
teman – teman pemuda se-kampung mengadakan kegiatan tahunan yang sempat vacum 1
tahun, yang disitu aku dan dia dipertemukan dalam setiap proses mulai dari awal
pembentukan kerangka kegiatan hingga akhir kegiatan ± 3 Bulan, meskipun tidak
terlalu intens dan hanya terkadang 2 x dalam seminggu.,, pada mulanya pertama
kali bertemu setelah ± 10 bulan tak
bertemu dan lost komunikasi kita masih dilingkupi rasa egoisme yang tinggi,
namun stelah pertemuan berikut – berikutnya kita saling lunak dan sesekali
terpana dalam hala pandangan, dalam batin aku berkata bahwa “aku masih suka
sama kamu”..tapi aku sendiri tak mau egoisme dan mengedepankan nafsu.,.aku
berusaha bersikap dewasa, di lain sisi aku harus profesional dalam bekerja
team, dan mengedepankan pembelajaranku mengenai pencitraan..,, hari demi hari,
seiring berjalannya waktu, tiba dimana dalam suatu acara yang telah ada dalam
schedule kegiatan tepatnya technical meeting yang disana aku, dia, dan sebagian
team inti hadir untuk menjelaskan alur technik kegiatan yang akan dilaksanakan.
Nah, disinilah awal mulai percikan – percikan keakraban kita mulai terbangun
kembali.,.meskipun ada suatu kejadian dimana disitu salah satu anggota team
baru mengajakku kenalan dan sempat membuat jealous dia (Mungkin)!! Padahal dilain sisi aku sendiri tak memperdulikan
itu.,, justru dengan adanya kegiatan ini, si “Bunga” (nama samaran) menjalin
hubungan yang spesial yang dimana itu terjadi setelah adanya kegiatan ini
dengan partner kerjanya di kegiatan ini hingga saat ini.,.(kenapa aku tahu,
karena selalu curhat sama aku).,,karena si cowok dari semua temen – temen team
hanya aku dan kakakQ yang tahu tentang si cowok dia., okelah kembali dengan
trek historis ku,, di suatu malam kita saling menyapa meskipun lewat
handphone...dan itupun dalam tempo yang singkat hanya menyapa dan menanyakan
kabar.,, tapi dimulai dari situlah komuikasi kita mulai inten kembali. Hingga
puncaknya tatkala pelaksanaan kegiatan tahunan itupun diselengarakan, bisa aku
ibaratkan waktu itu seperti “mulai mekarnya kembali bunga EIDELWEIS yang indah,
dan akan sangat sempurna ketika lebih dekak untuk kita dekati” JJJ
namun aku berusaha tetap fokus dengan kerja ku dalam team hingga akhir acara.,,
aku sadar kita salinbg mencuri pandangan, itu membuat aku dan mungkin dia
sendiri menggelorakan hati kita masing – masing dan seakan membuka kembali pintu
hati kita masing – masing untk kembali mengulang sejarah romantika yang pernah
kandas.,,dan dari pandangan dan raut kita seakan mengiyakan tanpa harus ada
sepatah kata yang keluar dari mulut kita
masing – masing.,.karena mungkin efek dari betapa dekatnya keakraban kita yang
kita jalin.,.dan dari situ pula, serta dari keakraban yang kembali kita jalin
aku melihat kita berusaha semakin dewasa menyikapi rasa romatika ini.,.,aku
juga melihatnya dalam diri si “eidelweis”.,. J.>>>>dst.
Tak terasa kegiatan yang kita
selenggarakan telah usai, dan hatiku dan mungkin dari hatinya pun berbunga-
bunga.,,.dan pada saat itu pun, pada malam itu, aku kembali untuk kedua kalinya
mengajak dia menjalin hubungan spesial itu diiringi gema suara takbir yang
menggelegar dari segala penjuru sekeliling kampungku...namun untuk yang kedua
ini selainn aku belajar mengedepankan nilai – nilai percaya, mengerti, dan
memberi, aku pun juga berusaha mengedepankan kedewasaan dan lebih mengedepankan
bicara baik – baik dari pada mengedepankan emosi, serta menjunjung tinggi makna
pembelajaran berkomitmen.,. oleh karena itu aku memberi waktu yang selebar –
lebarnya kepadanya untuk benar – benar mengiyakan persepsiku tersebut.,.,namun
selang keesokan harinya tepatnya 20
November 2009 jawaban dari si “eidelweis” pun akhirnya tiba dan dengan hati yang mantap
waktu itu dia mengiyakan untuk kembali menjalin hubungan yang spesial itu
dengan berdasar nilai – nilai pembelajaran berkomitmen.,.dan rasa romantika
yang ditimbulkan dari hubungan kita itupun semakin bermakna tiap waktu pada
saat itu.,.dan itulah yang aku rasakan sebagai puncak rasa syukur aku dan
optimistis mampu berdiri kembali dari keterpurukan meskipun tertatih –
tatih.,.selain itu hasil dari pembelajaran pencitraan ku pun mulai aku rasakan .....>>>>>>>>>
rasa bahagia dan tertawa kita berdua, senang, terjaga, dan saling memberi tanpa
harus meminta untuk diberi aku rasakan saat itu
<<<<<<<
dst.....................
Tak terasa hampir 2 tahun kita
jalin hubungan itu dengan suka , duka, kita jalani bersama meski ada beberapa
penyekat yang mutlak tidak bisa kita pungkiri.,.dan itu kami saling
maklumi,.,,hingga datang pada sutau waktu dimana mungkin karena keterbatasan
waktu kita, kita kehilangan waktu berkomunikasi dan itupun tak aku sadari...dan
karena hal tersebut dia merasa jauhhhh dan jauhjh
sekali...............................................................................................................
masih ingat aku dengan malam itu ketika handphone ku berdering dan aku liahat
itu darinya sekemudian aku buka dan sms itu pu
berbunyi “ kamu lagi sibuk gag?” aku jawab “enggak, ada apa?”. Dikembali
me-replynya “aku ingin ngomong sesuatu”
aku jawab “silakan..” nah sms yang terakhir saat itu adalah “ karena aku ingin
fokus ke bidang akademik, aku ingin kita mengakhiri hubungan spesial ini, kita
jadi teman saja, silakan kalau kamu mau marah”....dan aku pun terkejut, seakan
tak percaya dengan rangkain huruf alfabet yang aku baca tersebut dan saat itu
pula aku memejamkan mata dan berusaha bersikap sedewasa mungkin untuk
menyikapinya...dan akhirnya aku jawab untuk yang terakir kalinya.. “ ok, kalau itu yang kamu inginkan, silakan”.........dan seiring dengan
sms ku tadi usai pula komunikasiku dengan si “eidelweis”...dan saat itupun aku
sadar bahwa aku telah gagal untuk kesekian kali, “aku seperti bui di lautan luas, atau sperti terduduk sendiri di sudut
ruang yang begitu gelap hanya ditemani dan berbicara dengan siluet ku sendiri”.
Awal –awalnya jujur begitu berat, namun aku berfikir tuhan maha bijaksana,
masih banyak sekali orang – orang disekitar ku yang menginginkan diri ku untuk
bangkit dan seakan membri uluran tangan yang begitu
ikhlasnya..................aku ragu, ragu dengan diriku sendiri, namun dari
keraguan itu kau harus mampu melewatinya dengan lapang.,........lapang
selapangnya....................dan aku berharap aku mampu membuat sejarah
diatas sejarah yang buruk .,...................aku akan banyak belajar dari
sejarah dan ralita kehidupan yang ada di sekelililngku, hingga pada suatu hari
aku mengerti MAKNA sebenarnya apa itu belajar membangun komitmen setelah aku
pernah membaca kisah dari teman ku yang dia menceritakan tentang kisah hubungan
seorang wanita buta dengan pria yang begitu mencintainya, dan suatu hari si
wanita tersebut gundah dan berkata kepada si pria “tinggalkanlah aku, dan
carilah wanita yang lebih baik dan sempurna scara fisik” dengan nilai – nilai
kesetiaannya pria tersebut menjawab “ aku bertanya kepadamu, jikalau saat ini
posisi kita terbalik, jaka aku yang buta dan
kamu bisa melihat apa kamu akan memberikan segenap hatimu untuk aku?”
kemudian wanita itu menjawab “iya. Karena aku belajar dari semua kisah selama
ini kau telah setia menjaga dan merawat ku”., hingga pada sutau hari si wanita
diberitahu bahwa akan ada seseorang yang bersedia dengan baik hati mendonorkan
matanya...sontak wanita tersebut menitihkan air mata , tetapi si pria tersebut
tidak menyebut siapa orang tersebut.,.,akhirnya stelah wanita itu dioperasi dan
telah embuh dia mencari si pria tersebut karena bebrapa bulan stelah dia di
operasi tak ada kabar darinya.,.dia datang ke rumah si pria tersebut dan
mengetahui bahwa si pria tersebut sekarang menjadi buta karena matanya telah di
donorkan kepada si wanita tersebut.,.dengan mata yang berkaca – kaca dan air
mata yang terus mengalir si wanita itu terduduk lesu dan berharap si pria
menyadari pengorbbanannya......>>>>>>>>>> dan
dari situlah banyak sekali pelajran yang aku ambil hingga saat ini aku
menjalani hidup ku. “Cinta hadir
karena perkenalan, bersemi karena perhatian, bertahan karena kesetiaan”…………
Aku bersyukur masih banyak orang
yang masih peduli dengan ku, orang yang sayang dengan ku, orang yang memberi
perhatian kepada ku dan aku akan sebaliknya dengan mereka,,,,,saat ini hanya
ornag – orang yang masih peduli, teman – teman kampus dan Sabala, family, dan
tak lupa alam merapi yang selalu menghiburku hingga saat ini,,,mengisi
kekosongan yang belum terisi, mengisi hari hari – hariku untuk lebih berwarna
dan akhirnya kapan pun itu setelah si “eidelweis” telah membaca ini aku
mengucapkan “bila ada tutur kaa yang tak kamu terima dari aku, mohon maaf yang
sebesar – besarnya, dan terima kasih atas izinnya untuk menuliskan tulisan
sejarah ini”................ keep spirit untuk kita dan hanya waktulah yang
akan menjawab itu semuanya.....semoga kita masih bisa selalu bersyukur...amin.,.
”kesendirianku saat ini, aku yakin bukanlah kesendirian
yang hakiki, namun aku selalu didorong untuk meleburkan kesendirian itu seiring
berjalannya waktu dan semoga akan berakhir dengan indah, dan aku yakin akan
indah pada waktunya”. (indra kurniawan#3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar