Rabu, 14 Maret 2012

AKU, DIA DAN ROMANTIKA KITA

“ Sejarah kehidupan akan menuntun kita pada kehidupan yang akan datang yang lebih baik, begitu pula dengan sejauh mana kita belajar mengenai hal yang kita anggap itu adalah nilai – nilai pelajaran untuk masa depan, salah satunya belajar berkomitmen (saya tidak menyebutnya pacaran)....karena menurutku itu lebih dari sekedar pacaran sebagaimana orang – orang menyebutnya” (Indra Kurniawan#1)
                Tersenyum, inilah yang saat ini dan mungkin seterusnya untuk aku rasakan apa nilai tersenyum itu,, karena itulah sikap yang sepantasnya aku tujukan kepada orang – orang yang baik terhadapku,, bakhan orang – orang yang membenciku pun akan aku balas dengan senyum., ini akan berkesesuaian dengan apa yang akan aku tulis saat ini, mengenai Romantika yang pernah aku alami saat ini, skaligus untuk menjawab pertanyaan rekan – rekan ku yang begitu antusias dengan perjalanan romantika ku.,.aku hargai itu dan aku merasa bahagia.......dan mereka tidak sadar bahwa mereka semua telah aku beri benih – benih romantika itu dengan rasa hormat, cinta, dan perasaan yang tulus itu.,., namun disi aku akan lebih spesifik namun agak umum dalam kata – kata nya,  menceritakan romantika ku hingga aku berumur 19 tahun ini..,okelah segera saja aku mulai.,.,
                Banyak orang yang mempunyai persepsi bahwa “pacaran pertama itu indah”, hehehe dan itupun dulu berlaku pada diriku.,.karena sedikit banyak aku merasakan bahagia meskipun dilain sisi aku belum mengenal lebih dalam apa makna yang sebenarnya pacaran itu>>> karena aku dulu pertama kali menjalin hubungan yang spesial dengan salah satu kaum hawa adalah ketika aku kelas 2 SMA.,dan waktu itu si “Eidelweis” (nama samaran dia) kelas 2 SMP...namun waktu itu aku melihat dan menilai si dia begitu dewasa meskipun dia masih berusia segitu, dan akupun berfikir aku harus mengimbanginya.,.aku masih ingat betul pertama kali kita jumpa dan berkerkenalan, saat itu aku terlibat aktif dalam majlis rutin di kampung, dan di majlis itulah aku dipertemukan dengan si dia,.hingga akhirnya dengan gejolak jiwa muda ku, aku mencari tau sosok dia sebenarnya secara ber continue.,.kurang lebih begitu , hingga akhirnya akupun mengenalnya lebih akrab dan keakraban yang sesungguhnya pun benar – benar terjadi.,.aku sangat bersyukur Tuhan memberiku hati dan perasaan, karena dulu setelah keakraban itu terjalin hati, perasaan di masa muda ku mulai berkembang hingga akhirnya aku mengajak dia dalam satu wadah perasaan yang berbunga – bunga..,.,.tetapi aku belum sadar juga apa sebenarnya “pacaran” itu.,.,tapi aku hanya sebatas menikmati tanpa berusaha mencari tau makna sesungguhnya “pacaran” itu.,.karena masa muda yang dulu seolah tenggelam dalam lautan kebahagiann semata.,.
                Hari – hariku ketika aku menjalin hubungan yang spesial itu serasa lebih berisi dan berarti, karena hubungan yang begitu intens antara aku dan si dia.,.dan itu membungkus berkembangnya perasaan kita waktu dulu.,.hingga akhirnya orang – orang disekitar ku pun mengerti tentang jalinan hubungan ini,.,.anehhnya mereka justru mensupport ku.,meski kebanyakan hanya sebatas petuah – petuah kecil.,.,nah ini pula yang nantinya menjadi salah satu dasar bagaimana aku menemukan makna “pacaran” yang sebenarnya.,.seiring berjalannya waktu dan perasaan yang berbunga – bunga, karena saat itu sedetik pun merasa bahagia ketika kita berinteraksi.,.dan akupun waktu itu menikmati itu semua dan berterima kasih kepada semuanya, dan yang pasti tanpa mengurangi nilai – nilai ketuhanan aku bersyukur kepada Tuhan telah memberiku nilai – nilai kasih sayang dan cinta kepada setiap sesama manusia.,.. setiap bertemu dengan si dia seakan merupakan anugerah yang sangat berharga karena kita dulu jarang bertatap muka karena kesibukan dan kita memaklumi itu semua.,.itulah alasan kenapa setiap kita ketemu aku merasa itu sebuah anugerah.,., JJJ dan dengan rasa malu – malu disetiap kita bertemu merupakan kebahagian tersendiri yang aku alami J
Dan setelah kita bertemu aku merasa puas karena setiap kita bertemu kita selalu dalam ruang lingkup “diusahakan”.,. J karena menurutku “ kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasilnya, berusaha dengan keras atas apa yang kita hendaki adalah kemenangan dan kepuasan yang hakiki”    (Indra Kurniawan#2).,, aku merasa waktu itu puncak dari kebahagiaan ku selain dia bisa menempatkan diri dengan aku, dia tampak dewasa dengan mengerti dan memahami nilai – nilai percaya, mengerti, dan memberi.,.selain itu pula waktu aku kelas 2 SMA aku mulai sering sekali meninggalkan rumah dan orang – orang yang aku sayangi dan hormati untuk berkelana di hutan.,. J karena keaktifan ku dalam salah satu organisasi ektrakulikuler di SMA ku aku dituntut untuk pro aktif dalam setiap kegiatan yang kebanyakan di Hutan yang akhirnya samapai saat ini menjadi Hobi kdi kehidupan ku.,.
                Nah, seiring berjalannya waktu kisah romantika yang terus berkembang indah di hari – hariku itupun menemui permasalahan demi permasalahan.,.karena sedekat apapun kita, seakrab apapun kita pasti akan muncul permasalahan., pada awalnya bisa teratasi maslah per masalah yang muncul karena kita selalu mengedepankan rasio dan selalu saling mengingatkan pada 3 hal nilai – nilai dasar yang aku sebutkan diatas, namun lama kelamaan karena kita berposisi jiwa muda secara “psikologis” jadi ketika timbul permasalahan yang ada kita mengedepankan emosi, hingga akhirnya karena permasalahan itu semakin merincing dan komunikasi yang dulunya intens berubah menjadi ketiadaan, maka akhirnya akupun menyimpulkan bahwa saat itu kita dihadapkan pada “ketidaksesuaian visi”.,.,dan hubungan spesial di masa muda ku itupun berakhir sudah dan aku & dia lost komunikasi hingga beberapa waktu.,.,.,hari – harikupun sepi..,dan kebahagiaan di hari – hari ku k selama ± 1 tahun itupun sirna.,.tapi aku sadar karena aku selalu belajar bersikap dewasa dan akhirnya aku selalu mengisi kekosonganQ untuk menikmati sebuah keindahan gunung yang aku lakukan secara intens dan hanya bisa menikmati “EIDELWEIS” yang sesungguhnya diatas gunung dan sesegera mungkin untuk ditinggalkan.,.  >>>>>>>>>>>>>>>>>>>seterusssnnnyyaaaaaaaaaaaa..... hingga akhirnya aku benar – benar lost komunikasi dengannya selama ± 10 bln..... .(diiringi lagu na Afgan – kembali>> pas nulis dan pas bgt). Dalam nya hatiku pada saat itu tak ada yang tahu,(karena aku berusaha mengedepankan pencitraan) bahagia ataukah terbelenggu, tapi aku berusaha lupakan duka satu persatu, selalu percayakan diri pada waktu, tersenyum dan sambut pagi yang cerah, serta bersyukur dan yakin selalu pasti kan indahhh >>>>>>>seterusssnnnyyaaaaaaaaaaaa.
                Selama ± 10 bulan tanpa ada kabar sedikit pun baik aku maupun dia, hingga akhirnya tiba suatu hari dimana teman – teman pemuda se-kampung mengadakan kegiatan tahunan yang sempat vacum 1 tahun, yang disitu aku dan dia dipertemukan dalam setiap proses mulai dari awal pembentukan kerangka kegiatan hingga akhir kegiatan ± 3 Bulan, meskipun tidak terlalu intens dan hanya terkadang 2 x dalam seminggu.,, pada mulanya pertama kali bertemu setelah  ± 10 bulan tak bertemu dan lost komunikasi kita masih dilingkupi rasa egoisme yang tinggi, namun stelah pertemuan berikut – berikutnya kita saling lunak dan sesekali terpana dalam hala pandangan, dalam batin aku berkata bahwa “aku masih suka sama kamu”..tapi aku sendiri tak mau egoisme dan mengedepankan nafsu.,.aku berusaha bersikap dewasa, di lain sisi aku harus profesional dalam bekerja team, dan mengedepankan pembelajaranku mengenai pencitraan..,, hari demi hari, seiring berjalannya waktu, tiba dimana dalam suatu acara yang telah ada dalam schedule kegiatan tepatnya technical meeting yang disana aku, dia, dan sebagian team inti hadir untuk menjelaskan alur technik kegiatan yang akan dilaksanakan. Nah, disinilah awal mulai percikan – percikan keakraban kita mulai terbangun kembali.,.meskipun ada suatu kejadian dimana disitu salah satu anggota team baru mengajakku kenalan dan sempat membuat jealous dia (Mungkin)!! Padahal dilain sisi aku sendiri tak memperdulikan itu.,, justru dengan adanya kegiatan ini, si “Bunga” (nama samaran) menjalin hubungan yang spesial yang dimana itu terjadi setelah adanya kegiatan ini dengan partner kerjanya di kegiatan ini hingga saat ini.,.(kenapa aku tahu, karena selalu curhat sama aku).,,karena si cowok dari semua temen – temen team hanya aku dan kakakQ yang tahu tentang si cowok dia., okelah kembali dengan trek historis ku,, di suatu malam kita saling menyapa meskipun lewat handphone...dan itupun dalam tempo yang singkat hanya menyapa dan menanyakan kabar.,, tapi dimulai dari situlah komuikasi kita mulai inten kembali. Hingga puncaknya tatkala pelaksanaan kegiatan tahunan itupun diselengarakan, bisa aku ibaratkan waktu itu seperti “mulai mekarnya kembali bunga EIDELWEIS yang indah, dan akan sangat sempurna ketika lebih dekak untuk kita dekati” JJJ namun aku berusaha tetap fokus dengan kerja ku dalam team hingga akhir acara.,, aku sadar kita salinbg mencuri pandangan, itu membuat aku dan mungkin dia sendiri menggelorakan hati kita masing – masing dan seakan membuka kembali pintu hati kita masing – masing untk kembali mengulang sejarah romantika yang pernah kandas.,,dan dari pandangan dan raut kita seakan mengiyakan tanpa harus ada sepatah kata yang keluar dari mulut  kita masing – masing.,.karena mungkin efek dari betapa dekatnya keakraban kita yang kita jalin.,.dan dari situ pula, serta dari keakraban yang kembali kita jalin aku melihat kita berusaha semakin dewasa menyikapi rasa romatika ini.,.,aku juga melihatnya dalam diri si “eidelweis”.,. J.>>>>dst. 
                Tak terasa kegiatan yang kita selenggarakan telah usai, dan hatiku dan mungkin dari hatinya pun berbunga- bunga.,,.dan pada saat itu pun, pada malam itu, aku kembali untuk kedua kalinya mengajak dia menjalin hubungan spesial itu diiringi gema suara takbir yang menggelegar dari segala penjuru sekeliling kampungku...namun untuk yang kedua ini selainn aku belajar mengedepankan nilai – nilai percaya, mengerti, dan memberi, aku pun juga berusaha mengedepankan kedewasaan dan lebih mengedepankan bicara baik – baik dari pada mengedepankan emosi, serta menjunjung tinggi makna pembelajaran berkomitmen.,. oleh karena itu aku memberi waktu yang selebar – lebarnya kepadanya untuk benar – benar mengiyakan persepsiku tersebut.,.,namun selang keesokan harinya tepatnya 20 November 2009 jawaban dari si “eidelweis” pun  akhirnya tiba dan dengan hati yang mantap waktu itu dia mengiyakan untuk kembali menjalin hubungan yang spesial itu dengan berdasar nilai – nilai pembelajaran berkomitmen.,.dan rasa romantika yang ditimbulkan dari hubungan kita itupun semakin bermakna tiap waktu pada saat itu.,.dan itulah yang aku rasakan sebagai puncak rasa syukur aku dan optimistis mampu berdiri kembali dari keterpurukan meskipun tertatih – tatih.,.selain itu hasil dari pembelajaran pencitraan ku pun mulai aku rasakan .....>>>>>>>>> rasa bahagia dan tertawa kita berdua, senang, terjaga, dan saling memberi tanpa harus meminta untuk diberi aku rasakan saat itu <<<<<<<  dst.....................
                Tak terasa hampir 2 tahun kita jalin hubungan itu dengan suka , duka, kita jalani bersama meski ada beberapa penyekat yang mutlak tidak bisa kita pungkiri.,.dan itu kami saling maklumi,.,,hingga datang pada sutau waktu dimana mungkin karena keterbatasan waktu kita, kita kehilangan waktu berkomunikasi dan itupun tak aku sadari...dan karena hal tersebut dia merasa jauhhhh dan jauhjh sekali............................................................................................................... masih ingat aku dengan malam itu ketika handphone ku berdering dan aku liahat itu darinya sekemudian aku buka dan sms itu pu  berbunyi “ kamu lagi sibuk gag?” aku jawab “enggak, ada apa?”. Dikembali me-replynya  “aku ingin ngomong sesuatu” aku jawab “silakan..” nah sms yang terakhir saat itu adalah “ karena aku ingin fokus ke bidang akademik, aku ingin kita mengakhiri hubungan spesial ini, kita jadi teman saja, silakan kalau kamu mau marah”....dan aku pun terkejut, seakan tak percaya dengan rangkain huruf alfabet yang aku baca tersebut dan saat itu pula aku memejamkan mata dan berusaha bersikap sedewasa mungkin untuk menyikapinya...dan akhirnya aku jawab untuk yang terakir kalinya.. “ ok, kalau itu yang kamu inginkan, silakan.........dan seiring dengan sms ku tadi usai pula komunikasiku dengan si “eidelweis”...dan saat itupun aku sadar bahwa aku telah gagal untuk kesekian kali, “aku seperti bui di lautan luas, atau sperti terduduk sendiri di sudut ruang yang begitu gelap hanya ditemani dan berbicara dengan siluet ku sendiri”. Awal –awalnya jujur begitu berat, namun aku berfikir tuhan maha bijaksana, masih banyak sekali orang – orang disekitar ku yang menginginkan diri ku untuk bangkit dan seakan membri uluran tangan yang begitu ikhlasnya..................aku ragu, ragu dengan diriku sendiri, namun dari keraguan itu kau harus mampu melewatinya dengan lapang.,........lapang selapangnya....................dan aku berharap aku mampu membuat sejarah diatas sejarah yang buruk .,...................aku akan banyak belajar dari sejarah dan ralita kehidupan yang ada di sekelililngku, hingga pada suatu hari aku mengerti  MAKNA sebenarnya apa itu belajar membangun komitmen setelah aku pernah membaca kisah dari teman ku yang dia menceritakan tentang kisah hubungan seorang wanita buta dengan pria yang begitu mencintainya, dan suatu hari si wanita tersebut gundah dan berkata kepada si pria “tinggalkanlah aku, dan carilah wanita yang lebih baik dan sempurna scara fisik” dengan nilai – nilai kesetiaannya pria tersebut menjawab “ aku bertanya kepadamu, jikalau saat ini posisi kita terbalik, jaka aku yang buta dan  kamu bisa melihat apa kamu akan memberikan segenap hatimu untuk aku?” kemudian wanita itu menjawab “iya. Karena aku belajar dari semua kisah selama ini kau telah setia menjaga dan merawat ku”., hingga pada sutau hari si wanita diberitahu bahwa akan ada seseorang yang bersedia dengan baik hati mendonorkan matanya...sontak wanita tersebut menitihkan air mata , tetapi si pria tersebut tidak menyebut siapa orang tersebut.,.,akhirnya stelah wanita itu dioperasi dan telah embuh dia mencari si pria tersebut karena bebrapa bulan stelah dia di operasi tak ada kabar darinya.,.dia datang ke rumah si pria tersebut dan mengetahui bahwa si pria tersebut sekarang menjadi buta karena matanya telah di donorkan kepada si wanita tersebut.,.dengan mata yang berkaca – kaca dan air mata yang terus mengalir si wanita itu terduduk lesu dan berharap si pria menyadari pengorbbanannya......>>>>>>>>>> dan dari situlah banyak sekali pelajran yang aku ambil hingga saat ini aku menjalani hidup ku. Cinta hadir karena perkenalan, bersemi karena perhatian, bertahan karena kesetiaan”…………
                Aku bersyukur masih banyak orang yang masih peduli dengan ku, orang yang sayang dengan ku, orang yang memberi perhatian kepada ku dan aku akan sebaliknya dengan mereka,,,,,saat ini hanya ornag – orang yang masih peduli, teman – teman kampus dan Sabala, family, dan tak lupa alam merapi yang selalu menghiburku hingga saat ini,,,mengisi kekosongan yang belum terisi, mengisi hari hari – hariku untuk lebih berwarna dan akhirnya kapan pun itu setelah si “eidelweis” telah membaca ini aku mengucapkan “bila ada tutur kaa yang tak kamu terima dari aku, mohon maaf yang sebesar – besarnya, dan terima kasih atas izinnya untuk menuliskan tulisan sejarah ini”................ keep spirit untuk kita dan hanya waktulah yang akan menjawab itu semuanya.....semoga kita masih bisa selalu bersyukur...amin.,.
”kesendirianku saat ini, aku yakin bukanlah kesendirian yang hakiki, namun aku selalu didorong untuk meleburkan kesendirian itu seiring berjalannya waktu dan semoga akan berakhir dengan indah, dan aku yakin akan indah pada waktunya”. (indra kurniawan#3)         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar