Jumat, 29 November 2013

aku tak sependapat dengan pendidikan formal!!!!

Mengkritisi Pendidikan Formal Untuk Memformulasikan Alasan 
Dasar Pendidikan Sesungguhnya 
“ ketika sekolah hanya menjadi sebuah ladang cuci otak, ketika guru tak mampu lagi mentransformasi ilmu dan hanya berkutat pada kurikulum baku dan nafsu memperkaya diri dengan menjadikan siswanya sapi perahan untuk merenggut fisik, otak, dan ekonominya, maka apakah sebenarnya arti pendidikan itu???” 
Kita sedih dengan para nasib guru dalam corak-corak pendidikan masa kini. Dia diasingkan ke pemenjaraan yang paling buruk. Dalam sebuah konspirasi intitusi yaitu “Pendidikan”. Dia dihancurkan agar yang lain bisa hidup. Yaa “Pemerintah” merupakan sosok tiran yang merusak segalanya….namun disni kami sebagai kapasitas seorang “PELAJAR”. Disini bisa dikatakan kami “PELAJAR’ menjadi Victim/Korban dari pada institusi yang penuh konspirasi di era modern ini atau yang lebih akrab dikenal dengan “PENDIDIKAN”… saat ini metode yang ampuh digunakan yaitu metode tiran dan otoritarian untuk mendidik muridnya.. dia merusak kesenangan-kesenangan siswa-siswanya. Dia memantau ketidakberesan dan kesalahan kami. Dia terbiasa mendikte dan mengecam. Dia adalah sang pesuruh untuk menghukum kebodohan kita kaum “PELAJAR”. Dilain sisi guru berdemo untuk menuntut kenaikan gaji dan pencairan 20% dana pendidikan dari pemerintah yang notabene wujud dari penindas, maka siswa yang tidak tahu menahu dan ingin tahu dari apa yang tidak siswa tahu telah menjadi KORBAN,maka apakah ini sebenarnya arti pendidikan itu? 
Kami menulis ini bukan tanpa sebab atau alsan malahan karena kami sudah begitu sedih, ternyata manusia ang seharusnya bisa hidup bebas sesuai dengan keinginan-keinginannya malahan harus terkooptasi dalam sebuah belenggu kehidupan yang namanya PENDIDIKAN, walaupun ini sebuah pemikiran yang kolot tapi kami hanya ingin sebuah pemaknaan yang lain dari lingkaran pendidikan itu sendiri. 
Pendidikan atau orang lebih menyamakan dengan pengajaran, sejarahnya dimulai ketika manusia itu merasa ingin tahu, apa dan mengapa diri dia hidup dan menempati dataran bundar yang sekarang orang menyebutnya bumi, yang selanjutnya pada masa manusia sudah beranak pinak dan mengurusi kelompok semakin sulit maka mulailah sejarah sekolah muncul. Menurut sejarah manusia, sekolah ini muncul pada zaman Yunani Kuno saat Plato dan Aristoteles mendirikan Academia, dimana siswa-siswa didiknya diajarkan dalam sebuah ruangan (yang perlu dicatat adalah dalam menempuh pendidikan tersebut siswa itu sendiri tidaklah dipaksa atau disuruh untuk masuk Academia, tetapi atas keinginan dari siswa itu sendiri dan lagi-lagi sifatnya hanya untuk membantu para siswanya tahu apa yang mereka ingin tahu) motifnya untuk mengungkapkan sendiri kondisi yang murni dan sejati dari seorang makhluk rasional yaitu siswa itu sendiri serta dengan berbagai praktek yang niscaya memperkuat penilaian sehingga mengangkat siswa dengan suatu rasa kemandirian yang nantinya menyebabkan siswa bisa berdiri diatas kaki sendiri, dan merupakan satu-satunya metode yang dengan itu orang bisa dibuat benar-benar menjadi seorang individu, makhluk, bukan dari keyakinan yang implisit, melainkan dari pemahamnya sendiri…..zaman berganti zaman, periode berganti periode dan wajah pendidikan yang cantik dengan segala tujuannya yang mulia itu sedikit demi sedikit mulai berubah rupa. Berawal dari era penjajahan, dimana pendidikan saat itu bersifat Otoritarian atau kebebasan hati nurani tidak lagi dibutuhkan sampai saat ini era modern wajah pendidikan menjadi buruk rupa…mengapa?? Karena pendidikan hanya berfungsi sebagai lahan doktrinisasi dari penguasa untuk semakin menancapkan kekuasaannya. 

Okelahh itu sebuah asumsi yang bisa ditepis oleh pihak2 terkait namun kami punya contoh yang relevan tentang wajah buruk pendidikan yang sangat membingungkan siswa-siswa yang mendalaminya. Mulai dari mata pelajaran yang harus diterima entah dia suka atau tidak suka harus diterima sampai pada kurikulum yang menyesatkan dimana siswa dipaksa untuk selalu sukses dalam mencapai suatu adat turun temurun yang didoktrin oleh pemerintah yang sering disebuat dengan Ujian Nasional..Nah itulah yang selama ini menggangggu kami berdua yang mewakili teman2 sependeritaan kami memuntahkan tulisan ini, ternyata pendidikan saat ini benar-benar mau mencetak robot, bukan manusia yang manusiawi ( mungkin bisa dirasakan, banyak ahli Sarjana yang nganggurrr, atau seseorang dari SD sampai sekolah diperguruan tinggi, ujung-ujungnya hanyalah jadi budak corporat atau lebih lembutnya mengabdi pada institusi2 yang penuh konspirasi, dimana ketika kita bekerja kebebasan dan kemandirian akan selalu terkalahkan ). Aku pernah membaca dari sosiolog Ivan Liich bahwa “ Semua bentuk sekolah diberbagai Negara saat ini telah terjebak pada kebutuhan formal sekolah. Implikasinya adalah melahirkan suatu corak pendidikan yang sekedar menjadi agen reproduksi sistem dan struktur sosial yang tidak adil seperti relasi gender, relasi rasisme, dan sistem relasi kekuasaan.” 

Oh Pendidikan Sampai Disinakah Riwatjatmoeee Kini!!!!! 
Menilik dari tesis Kami yang kemudian dianti tesis yang melahirkan sebuah sintesis kami berkesimpulan bahwa Pendidikan adalah sebuah proses transformasi ilmu-ilmu yang dilakukan oleh seseorang ke seseorang yang lain dengan dasar sama-sama membutuhkan, artinya pendidikan itu adalah kebutuhan, bukan paksaan jadi saat butuh pengetahuan maka dimulailah pendidikan itu. Selain itu aku (penulis) juga pernah membaca asumsi dari Pulo Freire dalam bukunya “Pedagogik of the Opresed” yang menyimpulkan bahwa “pendidikan haruslah berorientasi pada konsepsi dasar memanusiakan kembali manusia yang telah mengalami dehumanisasi akibat sistem dan struktur sosial yang menindas”.. 
Baiklah sampailah kami pada kesimpulan yang seharusnya kita renungkan bersama tentang alas an dasar pendidikan sesungguhnya itu apa? Menurut kami di era yang serba modern ini , dimana segala macam kebutuhan manusia dapat terpenuhi maka mulailah untuk meluruskan kembali arti pendidikan yang sebenar – benarnya, dengan berlandaskan atas Kebebasan dan Pengetahuan. Karena Pendidikan adalah bahasa kebenaran dan nalar, dan tak usah khawatir akan hasilnya. Oleh karena itu Kami berdua menghimbau kepada teman2 sejalan tunjukkanlah bahwa apa yang kita rekomendasikan itu berharga dan dikehendaki, dan tak usah cemaskan apapun melainkan dia akan menghendakinya. Karena tujuan sebenarnya dari pendidikan bukanlah untuk membuat siswa hanya menjadi duplikat pengajarnya, maka justru harus disambut dengan suka cita , tak usah diratapi, bahwa beragam bacaan akan membawa kita kepada latihan-latihan pemikiran baru….dan PESAN untuk Subyek yang mungkin dirugikan dengan tulisan ini yang semoga saja tidakk yaitu apabila kalian / penjenengan menginginkan anak-anak didik kalian untuk terang dan tulus dalam perilaku atau bertutur kata, kami semua mengharap kalian semua harus menjaga agar keterus-terangan dan ketulusan tidak menjadi sumber keburukan bagi kami. PENGHUKUMAN tidak akan membuat kami jera bahkan itu tidak akan mendapat tempat dalam sebuah sistem pendidikan yang benar2 bagus, bahkan raut marah dan kata-kata omelan akan sepenuhnya dijauhkan. Sempatkanlah kita duduk berdiskusi bersama, berdiri sama tinggi,duduk sama rata…itu akan lebih baek… 




Akhirnya kami berdua dan teman2 sepaham sadar, kami bukanlah seorang Profesor ataupun lebih unggul dari pada seorang Guru yang penuh tanda jasa melainkan kami sadar akan kapasitas kami menjadi seorang PELAJAR yang hanya ingin menulisss…memang tulisan kami berdua belum usai dan memang ini tidak boleh usai …akhir yang bukanlah akhir…karena kami berdua ingin sekali terus berkarya ……selamat direnungkan dan didiskusikan…kami berdua menunggu Respon dari semua fihak…sebagai penutup ijinkan kami berdua untuk ungkapkan : 
“kebebasan kami untuk berkarya akan terus muncul seiring permasalahan yang datang 
Pada kami tapi kami akan menghancurkan cemoohan dan menyelesaikan permaslahan itu meski kami harus tertatih tatih untuk melawannya….kami akan melawan batas karena kami yakin semangat jiwa muda kami akan mendampingi itu semua” 

Indra Kurniawan & Kuncoro Tegas Kalbudi 
Class XII Social 2 dan Social 3 
02 – 02- 2010 at 5 : 41 PM 
Ditemani lagu “MARJINAL” pembusukan moralitas, 
koruptor,aku mau sekolah gratis 
“Anti Dollar” indonesiaku gag maju-maju 
dan “Sosial-sosial” Kebodohan 
“BUNGA HITAM” Pendidikan Tanpa Batas 
dan lagu-lagu Chaos lainnya…. 
Rujukan : “Print Out Zine #16” media propaganda kaum urban 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar